Ancaman siber semakin canggih. Peretas kini menggunakan AI untuk menyerang, sehingga dibutuhkan cybersecurity generasi baru untuk melawannya.
Teknologi pertahanan modern melibatkan machine learning yang bisa mendeteksi anomali lebih cepat dibanding sistem tradisional. Serangan phishing, malware, hingga ransomware bisa diprediksi sebelum menyebar.
Selain itu, blockchain juga mulai digunakan dalam keamanan data. Dengan sifat desentralisasi, data lebih sulit dimanipulasi.
Namun, pertempuran ini tidak seimbang. Peretas juga memanfaatkan AI untuk membuat serangan lebih realistis, seperti deepfake dan email phishing yang nyaris sempurna.
Industri perbankan, pemerintahan, hingga rumah sakit menjadi target utama karena menyimpan data sensitif.
Kesimpulannya, cybersecurity generasi baru adalah perlombaan tanpa akhir. Dunia harus terus berinovasi agar tidak kalah dari kejahatan siber yang semakin pintar.