Perang Dingin Komputer Kuantum: Siapa yang Akan Mendominasi Masa Depan Komputasi?

Perang Dingin Komputer Kuantum: Siapa yang Akan Mendominasi Masa Depan Komputasi?

0 0
Read Time:54 Second

Cambridge, AS – Perlombaan untuk mencapai dominasi komputasi kuantum telah menjadi medan pertempuran teknologi terbaru antara kekuatan global, khususnya Amerika Serikat, Tiongkok, dan Uni Eropa. Komputer kuantum, yang menggunakan prinsip mekanika kuantum untuk memproses informasi jauh lebih cepat daripada komputer klasik, memiliki potensi untuk memecahkan enkripsi yang paling aman dan merevolusi pengembangan obat, material baru, dan kecerdasan buatan.

Tiongkok, melalui program investasi negara yang masif, telah mencatat kemajuan signifikan dalam teknologi fotonik kuantum. Sementara itu, perusahaan-perusahaan AS seperti IBM dan Google fokus pada superconducting qubits. Persaingan ini bukan hanya tentang inovasi; ini adalah isu keamanan nasional. Komputer kuantum yang cukup kuat (dikenal sebagai “Q-Day”) dapat memecahkan sistem kriptografi yang melindungi data rahasia pemerintah dan transaksi keuangan global.

Oleh karena itu, pemerintah di seluruh dunia kini berlomba-lomba beralih ke kriptografi pasca-kuantum—sistem enkripsi baru yang dirancang untuk tahan terhadap serangan komputer kuantum. Persaingan ini mendorong kerja sama internasional di kalangan ilmuwan, tetapi pada saat yang sama, memicu kekhawatiran tentang potensi penguasaan teknologi kritis ini oleh satu entitas saja, yang dapat memberikan keunggulan militer dan ekonomi yang tidak tertandingi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %